Dulu, bermain game sering kali dianggap sebagai kegiatan hiburan semata atau bahkan sebagai penghambat produktivitas. Namun, perkembangan teknologi, internet, dan budaya digital telah mengubah paradigma tersebut secara drastis. Hari ini, dunia menyaksikan bagaimana game bisa menjadi profesi yang menjanjikan melalui industri yang disebut esports (electronic sports). Tidak hanya menjadi sumber penghasilan, esports juga membuka peluang karier di berbagai bidang yang mendukung ekosistem ini.
Apa Itu Esports?
Esports merujuk pada kompetisi permainan video yang dilakukan secara profesional. Para pemainnya—biasa disebut pro player TRISULA88 —bertanding dalam berbagai gim seperti Dota 2, League of Legends, Mobile Legends, PUBG, hingga Valorant. Turnamen esports diselenggarakan secara daring maupun luring, dengan hadiah yang bisa mencapai jutaan dolar.
Selain pemain, esports juga melibatkan pelatih, analis, manajer tim, penyiar (caster), komentator, hingga penyelenggara turnamen. Industri ini mirip dengan olahraga konvensional seperti sepak bola atau basket, lengkap dengan sponsor, kontrak pemain, dan basis penggemar yang besar.
Perkembangan Pesat Industri Esports
Esports bukanlah fenomena baru, namun dalam satu dekade terakhir, perkembangannya sangat pesat. Laporan dari Newzoo menyebutkan bahwa industri esports menghasilkan pendapatan lebih dari satu miliar dolar setiap tahun secara global, dengan pertumbuhan yang konsisten. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjadi salah satu pasar terbesar dan paling cepat berkembang.
Banyak faktor yang mendorong pertumbuhan ini, seperti meningkatnya akses terhadap internet cepat, perangkat mobile yang terjangkau, serta popularitas platform streaming seperti YouTube dan Twitch. Tak heran jika banyak generasi muda kini bercita-cita menjadi gamer profesional, bukan lagi hanya dokter atau insinyur.
Menjadi Pro Player: Bakat, Latihan, dan Disiplin
Meskipun terlihat menyenangkan, menjadi pemain esports profesional bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan bakat, dedikasi tinggi, dan latihan yang intensif. Banyak pemain meluangkan waktu 8 hingga 12 jam per hari untuk berlatih. Mereka mempelajari strategi permainan, melatih refleks, dan menjaga kondisi fisik serta mental.
Sama seperti atlet olahraga lainnya, pro player juga berisiko mengalami cedera, seperti gangguan pergelangan tangan atau kelelahan mata. Oleh karena itu, banyak tim profesional yang sudah memiliki tim medis dan psikolog untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental pemain.
Peluang Karier di Dunia Esports
Selain menjadi pemain, ada banyak profesi lain di industri ini. Berikut beberapa di antaranya:
- Caster/Komunikator: Membawakan jalannya pertandingan secara langsung, seperti komentator di sepak bola.
- Content Creator: Membuat konten seputar game, strategi, atau vlog kehidupan gamer profesional.
- Pelatih dan Analis: Mengatur strategi, menganalisis lawan, dan melatih pemain untuk meningkatkan performa.
- Event Organizer: Merancang dan menyelenggarakan turnamen esports baik skala nasional maupun internasional.
- Manajer Tim: Mengatur logistik, keuangan, dan jadwal pemain.
Seiring meningkatnya minat masyarakat dan dukungan dari sponsor, peluang karier di Industri Esports akan semakin luas. Bahkan beberapa universitas di luar negeri sudah membuka jurusan khusus esports.
Esports di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara dengan komunitas esports yang sangat besar. Turnamen seperti MPL (Mobile Legends Professional League) dan Piala Presiden Esports selalu menarik perhatian jutaan penonton. Pemerintah pun mulai memberi perhatian dengan mengadakan kompetisi resmi dan memberikan dukungan regulasi.
Banyak atlet esports Indonesia yang berhasil menorehkan prestasi di tingkat dunia, seperti EVOS Legends dan ONIC Esports. Keberhasilan mereka menjadi inspirasi bagi banyak anak muda untuk serius menekuni dunia game sebagai karier profesional.
Tantangan dan Masa Depan Esports
Meski menjanjikan, esports tetap menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah stigma negatif dari masyarakat yang masih menganggap bermain game sebagai kegiatan yang tidak produktif. Selain itu, tidak semua pemain mampu bertahan lama di industri ini, mengingat umur karier yang cenderung pendek dan tekanan kompetisi yang tinggi.
Namun, masa depan esports tampak cerah. Dengan dukungan teknologi, pendidikan, dan regulasi yang tepat, esports berpotensi menjadi industri kreatif andalan di masa depan. Bahkan, International Olympic Committee (IOC) sudah mulai mempertimbangkan untuk memasukkan esports dalam ajang Olimpiade.